Indonesia memang dikenal di dunia sebagai negara yang memiliki banyak kesenian menarik. Salah satu kesenian tersebut adalah kesenian ludruk yang asalnya dari Madureh, sebuah pulau di ujung Jawa Timur.
Sebagai anak bangsa, tentunya wajib bagi kamu untuk mengenal kesenian yang satu ini. Untuk itu, kali ini akan dibahas lebih dalam mengenai ludruk. Yuk, disimak pembahasannya.
Apa Itu Kesenian Ludruk?
Kesenian ludruk sendiri merupakan sebuah kesenian rakyat asal Madura yang masih lestari sampai sekarang. Isi dari kesenian ini adalah berbagai kisah yang dipadukan dengan guyonan yang akrab dengan keseharian masyarakat.
Nama ludruk sendiri diambil dari kata Ludruk yang artinya menyenangkan atau gurauan. Kata ini awalnya merupakan turunan dari bahasa Belanda, yaitu leu ken druk, yang berarti kata spontan yang diucapkan saat menyaksikan hal yang seru dan menyenangkan.
Dalam pertunjukan asal Madureh ini, disajikan enam cerita berbeda beserta beberapa jenis tarian pendukung. Selama pertunjukan ini, juga tak terdapat pola atau pakem yang harus diterapkan oleh para pemain. Sehingga saat pementasan berlangsung, para pemain diharapkan mampu berimprovisasi sesuai dengan jalan cerita. Inilah yang membuat ludruk menjadi kesenian yang unik.
Perkembangan Kesenian Ludruk dari Masa ke Masa
Lestarinya kesenian ludruk hingga sekarang tentu tak terlepas dari kebolehan kesenian ini untuk terus berkembang. Memang, sejak awal diciptakan oleh rakyat, kesenian ini sudah mengalami beberapa kali perkembangan.
Pada saat Indonesia dijajah oleh Belanda dan Jepang, kesenian ini digunakan rakyat untuk menghibur diri selepas bekerja sekaligus mengkritik para penjajah. Saat melakukannya, biasanya para pemain akan mengemas kritikan mereka dalam bahasa yang lebih halus, sehingga terdengar seperti sarkasme saja.
Tak hanya sebagai alat kritik saja, ludruk juga pernah digunakan sebagai alat propaganda, loh. Ini pernah terjadi di saat Soekarno menjabat sebagai presiden. Pada saat itu, grup ludruk yang sering diundang ke istana negara kerap memasukkan paham politik mereka ke dalam bagian cerita ludruk. Sehingga tanpa disadari, kesenian ini menjadi alat propaganda politik di masa itu.
Selain berfungsi sebagai alat kritikan dan propaganda, ludruk juga berkembang di tengah masyarakat sebagai sarana hiburan dan pendidikan. Banyak ragam cerita dari kejadian masyarakat yang dikemas menarik dalam ludruk sehingga membuat para muda – mudi makin mudah mengambil pelajaran dari sebuah kejadian.
Kondisi Kesenian Ludruk Terkini
Meski saat ini kesenian ludruk mulai kehilangan peminat akibat perkembangan zaman, namun bukan berarti kesenian ini benar-benar hilang dari masyarakat. Ludruk masih sering ditampilkan di berbagai acara resmi, seperti pernikahan.
Tapi, tentu saja hal ini tak cukup untuk menjaga ludruk. Bila memang ingin kesenian ludruk ini masih dikenal anak cucu kelak, tentunya pemerintah harus mengambil upaya lebih untuk melestarikannya. Tak cuma pemerintah, kamu juga harus ikut serta dengan berupaya mempelajari kesenian ini, sehingga generasi berikutnya juga dapat kenal dengan kesenian unik asal Madureh ini.